Friday 26 February 2016

Pemerintah Larang Impor Kain Bermotif Batik

Bandung - Menteri Perdagangan Rachmat Gobel menegaskan jika pemerintah melarang impor kain bermotif menyerupai batik masuk ke Indonesia dalam rangka menjaga produk batik nasional.
"Produk kain batik merupakan ikon negeri ini, dan kebijakan pemerintah melarang tekstil yang punya desain seperti batik, jangan masuk Indonesia untuk jaga produk batik," kata Rachmat Gobel di sela-sela Diskusi Ekonomi Munas XV/2015 Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi) di Bandung, Senin (12/1).
Ia menyebutkan, kebijakan itu dalam rangka menjaga produk batik Indonesia yang telah menjadi ikon. Pasalnya, kata dia, proses pembuatan batik dan songket dibuat secara khas hingga di desa-desa.
Menurut dia, hal itu untuk mengamankan pasar batik produk Indonesia di dalam negeri. Perlindungan terhadap produk dalam negeri dilakukan dengan fasilitasi tarif kuantitatif, pengamanan anti dumping dan contra dumping dalam mengamankan pasar dalam negeri.
"Potensi pasar dalam negeri harus diselamatkan dan diamankan bersama, karena outputnya untuk kesejahteraan. Kita akan tegas dalam mengamankan pasar dalam negeri," katanya.
Ia mencontohkan telah membekukan atau membatalkan sekitar 3.000-an izin impor karena tidak melakukan kewajiban dan prosedur yang benar.
"Mengapa itu dilakukan, karena pasar dalam negeri harus dijaga, dan komitmen untuk mendorong sektor potensial di dalam negeri seperti pertanian dan memanfaatkan produk kita sendiri," katanya.
Langkah kongkret yang dilakukan dalam mengamankan pasar antara lain penguatan pasar sendiri, stabilitas pasokan pasar, logistik dan perdagangan daerah.
Selain itu fihaknya juga mengusung pemerataan produk untuk memenuhi Standarisasi Nasional Indonesia (SNI). Hal itu sebagai bentuk kualiti kontrol produk termasuk desain.
"Tapi banyak poduk itu tak masuk pasar. Konsumen Indonesia banyak dirugikan oleh produk sendiri akibat tidak punya SNI dan labelisasi oleh industri, itu harus dibenahi," katanya.
Dalam menjaga pasar dalam negeri, menurut Menteri Perdagangan, juga perlu meningkatkan apresiasi budaya sendiri.
Menurut dia, para pengusaha termasuk para pengusaa muda untuk mengambil kesempatan dan peluang dari kekayaan budaya Indonesia.
"Satu jawabannya harus bisa, membangun industri baik besar maupun kecil dilandasi nasionalisme," kata Menteri Perdagangan menambahkan.
Antara
sumber : http://www.beritasatu.com/ekonomi/240120-pemerintah-larang-impor-kain-bermotif-batik.html

Thursday 25 February 2016

Batik Rangrang Bali Diincar Masyarakat Palembang

Liputan6.com, Palembang Batik motif Rangrang yang berasal dari Bali ternyata sedang menjadi tren busana kantoran di Indonesia. Bahkan, di Palembang sendiri, batik Rangrang pun menjadi incaran para pecinta batik Indonesia.
Seperti terlihat di South Sumatera Expo 2015 yang digelar di Plasa Benteng Kuto Besak (BKB) Palembang, batik motif Rangrang ini menjadi salah satu ikon di stan Batik Senopati Pekalongan, Provinsi Jawa Tengah.

“Motif rangrang memang banyak yang pesan, bahkan ada yang pesan 100 pieceslangsung. Memang motif ini paling banyak diincar oleh warga Palembang, terutama para Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan orang kantoran,” ungkap Abror Thalib, pemilik Batik Senopati kepada Liputan6.com, di Palembang, Selasa (19/5/2015).
Menurutnya, batik Rangrang Bali ini lebih diminati masyarakat Palembang karena motifnya berbeda dari batik di Sumatera, terkhusus batik di Sumsel. Beragam batik yang dijual mulai dari olahan produk tulis, print, dan cap. Bahkan, tidak hanya motif Rangrang dari Bali saja, namun ada banyak jenis batik yang disediakan, seperti motif tenun Sumbawa, Kalimantan, Pekalongan dan lainnya. Harga yang dipatok sendiri sangat murah, mulai dari Rp 100 Ribu hingga Rp 800 Ribu.

Untuk produksi batik tulis sendiri, pihaknya bekerja sama dengan pengrajin batik di Pekalongan. Peminat batik tulis juga lumayan, karena selain diproduksi sendiri, motifnya juga tidak pasaran dan timbul.
“Peminat batik di Indonesia sudah banyak, jadi para pengrajin juga mampu memproduksi batik tulis dengan jumlah yang banyak,” ujarnya. (Ajeng Resti/ret)

sumber : 

Wednesday 24 February 2016

Tahukah Anda, Biji Merica bisa Mengawetkan Kain Batik

WARTA KOTA, PALMERAH - Kain batik, baik batik tulis maupunbatik cap, merupakan tekstil yang menggunakan bahan-bahan alami dalam proses pembuatan maupun pewarnaan.
Sehingga, apabila tidak dilakukan pencucian dan perawatan dengan baik maka kain batik dapat dengan mudah berubah wujud atau bahkan mengalami kerusakan.
Dalam hal pencucian kain batik pun tidak bokeh sembarangan.
Dr Ir Indra Tjahjani SS MLA MMSI, seorang aktivis pelestarian warisan budaya Indonesia sekaligus praktisi batik menjelaskan, kain batik tidak boleh dicuci dengan menggunakan mesin cuci.
Selain itu, dalam mencuci pun tidak boleh menggunakan deterjen karena akan membuat warna menjadi pudar.
Setelah dicuci, Anda pun harus memastikan bahwa kain batiktidak dijemur di bawah paparan sinar matahari langsung.
Sebaiknya, kain batik dijemur dan dikeringkan dengan cara diangin-anginkan saja dan usahakan kedua sisinya tidak saling melekat ketika masih basah.
Lalu, bagaimana cara yang benar untuk menyimpan kain batik?
merica
"Kain batik disimpan jangan menggunakan kapur barus karena akan membuat kainnya rapuh. Sebaiknya menggunakan biji merica yang dimasukkan ke dalam kantung berongga dan diletakkan di dekat-dekat kain. Bisa juga menggunakan akar wangi," ujar Indra pada sebuah acara tentang teknik perawatan dan pencucian kain batik di Jakarta, Rabu (30/9/2015).
Selain dengan menggunakan biji merica atau akar wangi, sebelum menyimpan batik pun dapat dilakukan tahapan pengeringan dengan bantuan ratus.
Indra memaparkan, ketika kain batik dalam keadaan setengah kering, bakarlah ratus dan tutupi dengan kurungan ayam.
Selanjutnya, letakkan kain batik tersebut di atas kurungan ayam. Ini akan membuat kain tahan lama dan beraroma harum.
Di samping itu, ketika menyimpan kain batik di dalam lemari dalam jangka waktu lama, sebaiknya kain tidak dalam keadaan dilipat wiru.
Wiru adalah beberapa lipitan yang terlihat berada di bagian depan ketika kain batik dikenakan.
Menurut Indra, apabila kain batik disimpan dalam waktu lama dengan keadaan diwiru, maka lama-kelamaan kain dapat sobek.
Hal lain yang harus diperhatikan adalah menjaga agar kain batiktidak menjadi lembap karena terlalu lama disimpan di dalam lemari.
Oleh sebab itu, Indra menyarankan agar Anda secara teratur mengeluarkan kain batik dari dalam lemari kemudian dibentangkan.
"Kalau disimpan di dalam lemari itu kan sering lembap. Sebaiknya sebulan sekali kain batik dibuka agar mendapat udara. Tujuannya adalah menjaga agar kain batik tidak lapuk, sobek, dan diserang ngengat," terang Indra. (Sakina Rakhma Diah Setiawan)

sumber : http://wartakota.tribunnews.com/2015/10/02/tahukah-anda-biji-merica-bisa-mengawetkan-kain-batik?page=3

Tuesday 23 February 2016

BATIK TRUNTUM, SAKSI BISU SEBUAH KISAH CINTA YANG TULUS

Romantisme perasaan cinta kepada pasangan ternyata tidak hanya dilihat dari seikat bunga atau cokelat. Motif batik pun menjadi saksi bisu kisah cinta yang tulus dari pembuatnya.
Beragam motif batik, beragam pula makna yang terkandung di dalamnya. Ini membuktikan bahwa kain tradisional Jawa ini bukan sekadar bentuk seni, tapi juga sebagai media pengungkapan filosofi yang ada pada motifnya. Dulu, batik hanya bisa dipakai oleh anggota kerajaan untuk menentukan derajat sosialnya. Sekarang, batik sudah menjadi kebanggaan nasional yang bahkan go international.
Berbicara tentang batik, kali ini batik truntum mendapat gilirannya untuk dibahas tuntas. Memiliki motif berupa gambar bunga abstrak seperti kuntum bunga atau taburan bintang, batik truntum menyimpan sejarah yang cukup menyentuh di baliknya. Diciptakan oleh Kanjeng Ratu Kencana yang adalah permaisuri Sunan Pakubuwana III dari Surakarta, motif truntum ini ditujukan untuk mengungkapkan perasaan cinta yang tulus beliau kepada sang suami. Itulah mengapa motif truntum memiliki simbol cinta yang tumbuh kembali.
Batik motif truntum ini dulunya biasa dipakai oleh orangtua pengantin pada hari pernikahan putra/putrinya. Dengan memakai kain bermotif truntum, diharapkan cinta kasih yang disimbolkan lewat motif bunga-bunga ini dapat tertular ke kedua mempelai pengantin. Selain cinta kasih, motif ini juga melambangkan kewajiban orangtua untuk menuntun pasangan pengantin memasuki kehidupan baru dalam berumahtangga.
Well, sekarang batik truntum tidak terbatas dipakai saat acara pernikahan saja, Fimelova. Dipakai pada acara apapun, batik ini tetap cantik untuk dipakai. Apalagi berbagai kreasi motifnya yang semakin bervariasi dan berwarna, making this batik more irresistible. Apakah motif truntum ini ada di salah satu koleksi pakaianmu, Fimelova?
sumber : http://www.fimela.com/lifestyle-relationship/batik-truntum-saksi-bisu-sebuah-kisah-cinta-yang-tulus-1506013.html

Monday 22 February 2016

Agar Lebih Dikenal, Batik Asli RI Harus Punya Logo

Liputan6.com, Jakarta - Agar batik asli Indonesia mudah dikenal, terpercaya untuk dunia serta terjaga kualitasnya, Menteri Perindustrian Saleh Husin mendorong perajin dan pengusaha batik untuk mencantumkan logo bertuliskan 'Batik Indonesia' bersama merek dagang masing-masing produk.

"Kualitas batik perlu kita jaga bersama dan juga untuk menghadapi tantangan jangka panjang. Maka diharapkan perajin dapat menyertakan logo batikmark Batik Indonesia dengan Hak Cipta nomor 034100," ujarnya dalam keterangan tertulis di Jakarta, Jumat (2/10/2015).

Dia menjelaskan, citra batik Indonesia semakin meningkat setelah para perajin batik telah menerapkan produksi bersih (cleaner production) disertai dengan eko-efisiensi (eco-efficiency). Hal ini memberikan indikasi bahwa produk batik Indonesia sudah berwawasan lingkungan dan berpengaruh positif terhadap pasar.

Sebelumnya, batik di Indonesia telah dikenal kaya motif yang mempunyai filosofi, nilai seni dan warisan budaya yang sangat tinggi, desain menarik sesuai trend atau mode yang terus berkembang.

Selain itu, Kementerian Perindustrian melalui Direktorat Jenderal Industri Kecil dan Menengah telah menyelesaikan SNI Batik Pengertian dan Istilah. Pada tahun 2015 ini sedang menyusun Rancangan Standar Nasional Indonesia (RSNI) tentang Batik Tulis, Batik Cap dan Batik Kombinasi.

Peringatan Hari Batik Nasional merupakan bagian tak terpisahkan atas pengukuhan batik Indonesia oleh UNESCO menjadi warisan Budaya Tak Benda peninggalan budaya dunia, yang ditetapkan pada 2 Oktober 2009 di Abu Dhabi. Setelah itu, melalui Keppres No. 33 tahun 2009 pada tanggal 17 November 2009 juga telah ditetapkan tanggal 2 Oktober sebagai Hari Batik Nasional.

Sementara itu, Direktur Jenderal Industri Kecil Menengah (IKM) Kemenperin Euis Saedah mengatakan, bahwa Indonesia memiliki banyak keunggulan dalam hal pakaian nasional. Salah satunya dengan penggunaan pewarna alami yang nilai tambah batik Indonesia. Keragaman tanaman yang dimiliki Nusantara sebagai bahan baku pewarna menjadi keunggulan.

"Benefitnya, perajin leluasa untuk terus mengembangkan warna alam dan diterapkan ke batik yang diproduksi," kata dia.

Sekedar informasi, jumlah usaha pembatikan skala kecil dan menengah di Indonesia saat ini tercatat sejumlah 39.641 unit usaha dengan penyerapan tenaga kerja sebanyak 916.783 orang. Nilai produksinya sebesar US$ 39,4 juta serta total ekspor sebesar US$ 4,1 juta. (Dny/Zul)

sumber : http://bisnis.liputan6.com/read/2331227/agar-lebih-dikenal-batik-asli-ri-harus-punya-logo?utm_source=FB&utm_medium=Post&utm_campaign=FBbisnis

Sunday 21 February 2016

Jeans Batik Bakal Guncang Tren Fesyen 2016


Jeans Batik Bakal Guncang Tren Fesyen 2016Koleksi Terbaru Danar Hadi
"Tahun depan saya akan mengeluarkan batik jeans. Jadi batik cap yang nantinya akan diprint di atas kain jeans," ungkap Chossy.
Dream - Sejak dicanangkannya sebagai pakaian nasional, tren berbusana batik semakin fleksibel dikenakan segala usia. Begitu pula dengan tren batik tahun 2016 diprediksi akan semakin memberi banyak pilihan untuk anak-anak muda.

Chossy Latu,, desainer Danar Hadi ini optimistis bisa menciptakan tren batik yang lebih kasual dan siap pakai. Bagi Chossy, desain batik selalu mengikuti tren fesyen yang berkembang pada umumnya.

"Tahun depan saya akan mengeluarkan batik jeans. Jadi batik cap yang nantinya akan di-printdi atas kain jeans," ungkap Chossy pada Kamis, 29 Oktober 2015.

Chossy berharap karyanya dapat menjadi tren mode yang dierima masyarakat perkotaan. Sehingga menjadi solusi berpakaian masyarakat urban yang ingin tampil stylish.

"Nanti akan ditampilkan di tengah-tengah gelaran  panggung JFW, dan akan diperagakan oleh artis-artis ternama," ujarnya berpromosi.

Ide membuat jeans batik ini diakui pria berkacamata ini sudah datang sejak Desember tahun lalu. Tapi karyanya ini baru akan dikeluarkan sekarang karena bertepatan pula dengan ulang tahun batik Danar Hadi yang ke-48.

"Saya jamin harganya akan jauh lebih terjangkau dibanding rancangan-rancangan saya yang sebelumnya. Tapi tidak mengurangi kualitas dengan look yang lebih dinamis," tutup Chossy.
(Laporan: Ratih Wulan)

sumber : http://www.dream.co.id/lifestyle/batik-jeans-diprediksi-bakal-jadi-tren-baru-2016-151030e.html

Saturday 20 February 2016

Batik Mendunia Hingga Digilai Selebriti Dunia

Tak hanya memberikan rasa bangga tersendiri saat mengenakannya tapi secara langsung Anda mencintai Indonesia dengan mengenakan salah satu warisan budaya yang sangat bernilai ini. Apalagi tepat pada tanggal 2 Oktober 2009 lalu, UNESCO meresmikan batik sebagai warisan budaya Indonesia.
Kini Batik biasa digunakan dalam berbagai kesempatan, baik itu dalam acara formal ataupun kegiatan sehari-hari. Selain dikenal sebagai identitas bangsa yang harus terus dilestarikan, Batik berhasil mendunia karena keunikan dan keberagaman motifnya.
Keindahan dan keunikan motif-motif batik ini juga membius para selebriti cantik dunia, sehingga mereka pun tampil bangga dan sangat percaya diri saat mengenakannya dan berikut adalah tujuh selebriti dunia yang bangga memakai Batik.
Batik Mendunia Hingga Digilai Selebriti Dunia

Batik Mendunia Hingga Digilai Selebriti Dunia

Batik Mendunia Hingga Digilai Selebriti Dunia

Batik Mendunia Hingga Digilai Selebriti Dunia

Batik Mendunia Hingga Digilai Selebriti Dunia

sumber : http://www.sooperboy.com/lifestyle/batik-mendunia-hingga-digilai-selebriti-dunia-140813v/jessica-alba.html

Friday 19 February 2016

Pengusaha: Malaysia Contek Batik RI

Liputan6.com, Jakarta - Pengusaha yang tergabung dalam Asosiasi Pengusaha Indonesia (APINDO) mengaku, Indonesia sangat potensial menjadi pengekspor batik terbesar ke Thailand dan Malaysia. Batik merupakan warisan budaya Indonesia yang tercatat dalam lembaga Perserikatan Bangsa-bangsa bidang Kebudayaan, UNESCO. 

"Terutama Malaysia, kita bisa mengekspor produk berbasis budaya. Orang Malaysia enggak ada ide mengenai batik. Mereka nyontek melulu tuh," kata Ketua Umum APINDO, Hariyadi B Sukamdani saat berbincang dengan wartawan di kantor Kementerian Perdagangan‎, Jakarta, Senin (13/4/2015). 

Selama ini, lanjutnya, ekspor batik Indonesia ke Negeri Jiran itu masih minim. Diakui Hariyadi, produk batik Indonesia sulit menembus pasar Malaysia karena pemerintah setempat sangat ketat menjaga dan melindungi pelaku usaha tekstil dalam negeri. 

"Mereka menutup benar ekspor tekstil, termasuk batik kita ke Malaysia dengan alasan melestarikan budaya mereka. Sama sih dengan Indonesia, tapi bedanya industri batik di Indonesia enggak semuanya printing, tapi batik tulis," paparnya. 

Meski menjadi pusat tekstil batik, bukan berarti negara ini bebas dari impor produk batik printing. Justru produk desain batik asal China menyerbu Indonesia. Atas dasar itulah, ‎Menteri Perdagangan (Mendag), Rachmat Gobel akan menerbitkan peraturan yang akan melarang impor tekstil desain batik dari China. Saat ini, pihaknya sedang berkoordinasi dengan Menteri Pariwisata Arief Yahya dan Menteri Perindustrian Saleh Husin. 

"Ini saya lagi bicara dengan Menteri Pariwisata dan Menteri Perindustrian. Koordinasi sangat perlu," ujarnya.

Rachmat mengatakan, hal ini harus dilakukan untuk melindungi produk warisan budaya Indonesia secara turun temurun agar tidak punah digerus serbuan impor. Di samping itu, menjaga pelaku usaha batik dalam negeri, khususnya di bidang usaha batik cetak atau printing agar bisnis tetap langgeng. 

"Banyak tekstil kita impor dari China tapi desain batik. Ini harus kita hambat, jika tidak, industri batik kecil printing pasti akan mati. Juga untuk songket dan lainnya," paparnya. 

Sekadar informasi, Indonesia mengimpor kain batik dan produk jadi batik dari China dengan nilai 30 juta dolar AS atau Rp 285 miliar sepanjang 2012. Serbuan barang tekstil batik dari Negeri Tirai Bambu itu terjadi sejak empat tahun yang lalu

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), tercatat sebanyak 1.037 ton produk batik yang masuk dari China ke Indonesia dengan nilai 30 juta dolar AS. Impor terbesar adalah untuk jenis kain tenmrdicetak batik, yaitu sebanyak 677,4 ton senilai 23,3 juta dolar AS dan kain tenun yang dicetak dengan proses batik sebanyak 199,2 ton dengan nilai 1,8 juta dolar AS pada 2012 lalu. (Fik/Ndw)

sumber : http://bisnis.liputan6.com/read/2212607/pengusaha-malaysia-contek-batik-ri?utm_source=FB&utm_medium=Post&utm_campaign=FBbisnis

Thursday 18 February 2016

YBI Tetapkan Standar Aturan Kain Batik

BATIK merupakan sebuah karya anak negeri yang patut dibanggakan karena memiliki keunikan di setiap aspeknya. Apalagi sejak disetujui sebagai warisan budaya tak benda asli Indonesia oleh United Nations Educational, Scientific and Cultural Organisation(UNESCO), perkembangan batik mengalami kenaikan yang cukup signifikan.
 
Banyak orang salah kaprah terhadap kain bermotif batik yang sebenarnya itu tekstil. Oleh karenanya, Yayasan Batik Indonesia (YBI) sebagai lembaga nirlaba yang juga mitra kerja pemerintah dalam mengembangkan dan melestarikan batik nasional, menetapkan standarisasi sendiri untuk setiap kain yang bisa dikatakan batik.
 
“Di YBI sendiri, yang namanya batik itu adalah kain yang digambar, diberi warna, ditutup dengan malam, dan dilorot,” tutur Jultin Kartasasmita, Ketua YBI saat berbincang secara eksklusif dengan Okezone usai acara Djarum Apresiasi Budaya Pelestarian Batik Kudus, di Galeri Batik, Kudus, Jawa tengah, baru-baru ini.
 
Sementara itu, terkait dengan perkembangan motif batik yang dianggap tidak lagi memenuhi pakem dan filosofi seperti sebelumnya, Jultin menganggap bahwa batik kini juga harus mengikuti tren untuk diterima masyarakat. Meski tidak berfilosofi, asalkan masih dibuat dengan teknik yang telah ditetapkan, maka itu bisa dikatakan sebagai kain batik asli Indonesia.  
 
“Walaupun tidak ada filosofinya, tapi tetap disebut batik karena ada tekniknya,” tutupnya.
(tty)

sumber : http://lifestyle.okezone.com/read/2012/09/12/29/689014/ybi-tetapkan-standar-aturan-kain-batik

Wednesday 17 February 2016

Yayasan Batik Indonesia Sayangkan Serbuan Batik China

GENCARNYA serbuan tekstil China yang masuk ke Indonesia ternyata membawa dampak yang signifikan terhadap industri batik lokal. Pasalnya, negara yang menjadi lokasi perhelatan Miss World 2012 ini mampu menghasilkan batik yang sama dengan produksi lokal, namun dengan harga jauh lebih murah.
 
Maka tak heran jika pangsa pasar batik lokal pun juga mengalami penurunan. Hal ini pun tentu membawa satu keprihatinan pada Yayasan Batik Indonesia (YBI).
 
“Itu suatu pukulan besar bagi kami. Sebenarnya kami ini tidak melarang tekstil motif batik, karena biar bagimanapun itu masih diperlukan oleh masyarakat bawah yang tidak kuat membeli batik tulis atau cap, tapi masih ingin pakai batik,” tutur Justin Kartasamita, Ketua YBI saat wawancara eksklusif dengan Okezone usai acara Djarum Apresiasi Budaya Pelestarian Batik Kudus di Galeri Batik, Kudus, Jawa Tengah, belum lama ini.
 
Tak hanya itu, Justin juga sangat menyayangkan peranan dari pemerintah yang dirasa tidak maksimal dalam memerangi serbuan batik China. Sebab, pemerintah menganggap dilema dengan imbas globalisasi saat ini.
 
“Saya sangat menyayangkan sekali karena Departemen Perdagangan belum bisa melakukan dengan maksimal, karena tidak bisa melarang adanya barang-barang yang masuk akibat globalisasi,” terangnya.
 
Kendati begitu, Justin meminta para perajin batik tetap melakukan inovasi lainnya, seperti mendesain motif baru maupun dalam penggunaan kainnya. Dengan demikian, langkah tersebut diharapkan mampu memberi daya tarik tersendiri bagi konsumen lokal.
(tty)

sumber : http://lifestyle.okezone.com/read/2012/09/13/29/689582/yayasan-batik-indonesia-sayangkan-serbuan-batik-china

Tuesday 16 February 2016

Refleksi Keragaman Batik

BATIK sebagai kekayaan budaya Indonesia ternyata memiliki motif yang beragam, dari daerah di Indonesia.
Memperingati Hari Batik Nasional pada 2 Oktober mendatang, tujuh figur creative council yang berkolaborasi dengan Guinness mempresentasikan gaya batik sesuai dengan style dan karakter masing-masing. Para anggota creative council, yakni sutradara Joko Anwar, legenda visual artUji Hahan, Veroland (sosok kreatif, desainer, dan produsen motor besar), musisi berbakat kelompok Jogja Hip Hop Foundation,blogger Triski Nurani, chef kreatif Andrian Ishak dan pakar mode dan gaya Lilian Ng.
Nantinya pada 2 Oktober diadakan acara puncak dan creative council tersebut akan menampilkan karyakarya mereka sesuai dengan profesi masing-masing. “Batik merupakan refleksi keragaman masyarakat Indonesia. Dan batik itu sebagai simbol ekspresi yang unik dari Unity in Diversity,” kata Graham Villiers- Tuthill, Guinness Representative to Indonesia, saat konferensi pers di Jakarta, beberapa waktu lalu.
Saat konferensi pers, Guinness juga meluncurkan kampanye “Together We are More” dengan merayakan Hari Batik Nasional bersama legenda visual-artUji Hahan. Uji Hahan yang ditemui wartawan saat konferensi pers mengatakan dirinya telah mempresentasikan untuk memberi arti baru pola batik yang ikonik yang lebih mendalam terhadap makna di balik pola batik.
Hahan menciptakan enam desain batik yang masing-masing terinspirasi oleh asal-usul etnik, ditambah nilainilai personal diinspirasi oleh tradisi dan simbol lokal. Keenam desain batik tersebut mewakili enam pulau besar di Indonesia, yakni Jawa, Bali, Papua, Sumatra, Kalimantan, dan Sulawesi.
Keenam motif batik karya Hahan tersebut adalah The Dreamer yang merupakan hasil kreasi dari batik Mega Mendung asal Jawa, kemudian The Jokeryang mengambil motif batik asal Jambi, Sumatera. Lalu, The Adventurer yang merupakan motif batik yang terinspirasi dari ukiran patung Asmat, Papua, yang keempat The Guardian yang merupakan kreasi dari motif batik benang bintik asal Kalimantan.
Kelima, The Rebel yang merupakan hasil kreasi batik Bali bermotif Singa Barong. Terakhir, The Magnetyang terinspirasi dari ukiran khas Toraja, Sulawesi. Enam desain epik masingmasing terinspirasi oleh asal-usul etnik ditambah nilai-nilai personal diinspirasi oleh tradisi dan simbol lokal.
“Menandakan individualisme Anda adalah sebuah alat sosial, juga merayakannya sebagai bagian dari sebuah kelompok yang lebih besar. Semua ini adalah bentuk nyata dari ‘Unity in Diversity’,” imbuh Graham yang mengatakan Hari Batik Nasional yang dirayakan Guinness merupakan bagian dari kampanye “Together We Are More” sebagai perayaan makna Unity in Diversity.
Hahan menuturkan, dalam waktu tiga bulan bersama tim melakukan riset untuk mencari tahu lebih jauh karakteristik batik masing-masing daerah. Menurut dia, tantangan terbesar dalam membuat desain batik ini adalah adanya beberapa batik yang memiliki filosofi dan makna yang sudah sangat sakral untuk masyarakat setempat sehingga sangat sulit untuk dikombinasikan dengan batik motif lain.
“Keenam motif ini adalah hasil negosiasi saya dari motif-motif yang sudah ada. Namun, sebisa mungkin saya tidak menghilangkan makna dari motif aslinya. Jadi, saya berusaha menyeimbangkan dengan semangat sekarang,” ujar Hahan.
Motif batik hasil kreasi Hahan ini sudah bisa diakses dalam bentuk aplikasi di www.facebook .com/guinness indonesia. “Uji Hahan adalah sosok yang natural untuk menginterpretasikan pola-pola yang ada,” papar Graham.
(fik)
sumber : http://lifestyle.okezone.com/read/2015/09/30/194/1223612/refleksi-keragaman-batik

Monday 15 February 2016

Seorang Perancang Busana Jepang Jatuh Hati dengan Kain Batik

KOMPAS.com –Perancang busana asal Jepang, Suzuki Takayuki, menampilkan busana kolaborasi dengan label busana batik Indonesia, Bateeq.
Hasilnya, rangkaian koleksi busana modern yang berpadu unik dengan wastra asli Indonesia.
Dalam kolaborasi ini, Takayuki bersama perancang busana Bateeq,  Michelle Tjokrosaputro, menghadirkan konsep "Time and Harmony, Aging and Consonance" .
Tema ini terinspirasi dari sejarah dan siluet karakteristik kain yang terus berubah sehingga memengaruhi tren tekstur serta material busana.
Koleksi kreasi Takayuki ini dipersembahkan secara khusus sebagai apresiasinya kepada Indonesia. 

Kolaborasi antara Takayuki dengan Bateeq ini menitikberatkan pada inovasi batik melalui pemilihan material, warna, dan motif yang terinspirasi kekayaan budaya Indonesia dengan perkembangan tren terkini.
Tiga motif, seperti sekar kamulyan, kesatrian, dan rangrang, mendominasi keseluruhan koleksi. 

"Indonesia memiliki motif batik yang banyak macamnya. Ini pertama kalinya saya melihat pola-pola batik di Indonesia. Saya belum pernah melihat pola-pola unik semacam ini sebelumnya," ujar Takayuki dalam konferensi pers yang berlangsung di Jakarta Fashion Week 2016, Minggu (25/10/2015). 

Pada kesempatan yang sama, Michelle mengakui bahwa Takayuki sangat menyukai kain batik dan secara khusus mengunjungi lokasi pembuatan batik milik Bateeq di Sukoharjo, Jawa Tengah.
Kemudian, Takayuki memilih sendiri kain, motif, dan proses pembuatan batik. Ragam motif yang dipilih oleh Takayuki merupakan motif batik klasik. 

Dalam 30 koleksi yang ditampilkan, kata Michelle, 11 koleksi di antaranya merupakan hasil kolaborasinya dengan Takayuki.
Michelle menuturkan, koleksi kombinasi busana modern dengan batik Indonesia ini merupakan persembahan khusus Takayuki kepada masyarakat Indonesia.
Menurut Michelle, harapan Takayuki adalah kreasinya dapat diterima oleh pasar Indonesia. 

"Takayuki mengaplikasikan batik ke koleksi gaun yang biasa dia ciptakan, karena selama ini dia biasa menciptakan busana dengan warna yang polos dan dasar. Takayuki juga begitu tertarik dengan hijab, sehingga dia menciptakan beberapa scarf dengan sentuhan batik yang dapat dikenakan sebagai hijab," terang Michelle.
Penulis: Sakina Rakhma Diah Setiawan
Editor: Syafrina Syaaf
sumber : http://female.kompas.com/read/2015/10/26/160500320/Seorang.Perancang.Busana.Jepang.Jatuh.Hati.dengan.Kain.Batik

Sunday 14 February 2016

Hari Batik Nasional, Mari Biasakan Memakai Batik

HARI ini merupakan  Hari Batik Nasional yang diperingati setiap 2 Oktober. Jujur saja, banyak di antara kita yang belum "ngeh" dengan adanya Hari Batik Nasional. Termasuk saya (ngaku). Saya pribadi baru sadar bahwa batik sudah mendapat tempat di mata pemerintah Indonesia sejak 2012 lalu ketika menghadiri acara pemasangan batik raksasa sepanjang 150 meter. Sebelumnya, saya sama sekali tidak tahu adanya peringatan Hari Batik Nasional. Ironis, mengingat sejak kecil saya termasuk sosok yang menyukai batik. Dalam berbagai kesempatan, saya kerap mengenakan batik. Baik itu kopdar dengan rekan-rekan blogger, mengikuti workshop, saat tugas ke negara tetangga, menghadiri undangan institusi seperti Badan Narkotika Nasional (BNN), hingga menyaksikan konser! Konser? Ya, serius, konser atau pertunjukkan musik! Itu terjadi ketika saya menghadiri perayaan ulang tahun salah satu tv swasta dan teranyar saat bernostalgia dengan Bon Jovi. Bahkan, saya berkesempatan foto dengan beberapa musisi dengan memakai busana kebanggaan Indonesia. Ya, batik merupakan busana yang bisa dikembangkan menjadi kain, baju, celana, kemeja, sampai yang terkini kostum sepak bola. Sejarahnya bahkan lebih panjang dari negeri ini. Tak heran bila batik diakui Organisasi Pendidikan, Ilmu Pengetahuan, dan Kebudayaan (UNESCO) PBB sebagai Masterpieces of the Oral and Intangible Heritage of Humanity yang sejajar dengan Wayang, Keris, Angklung, Noken, dan Tari Saman.

 TAK heran jika batik sangat dikenal luas di mancanegara. Termasuk di kalangan pemain sepak bola. Salah satunya, bek Juventus dan tim nasional Italia, Giorgio Chiellini. Saya ingat, ketika mewawancarainya tahun lalu, pemain kelahiran Pisa, 14 Agustus 1984 ini, memandang batik bercorak Juventus yang saya pakai. Setelah beberapa detik menatap busana saya, Chiellini pun berseru, "Bagus batiknya." Sungguh, pujian itu tidak saya kira sebelumnya. Meski, bagi saya tidak aneh jika Chiellini mengetahui batik yang memang sudah mendunia. Selain itu, sosok yang sekilas sangar tapi baik hati dan murah senyum ini memiliki teman asal Indonesia yang sudah dianggapnya saudara, yaitu Ponco Pamungkas. Sebenarnya, saya hendak menanyakan lebih lanjut mengenai ketertarikan Chiellini terhadap batik. Namun, karena sudah mendapat "kode" dari perwakilan  promotor yang mendampingnya, agar wawancara segera dimulai, terpaksa saya urungkan. Bisa dipahami mengingat waktu Chiellini dan skuad Juventus saat tur di Indonesia pada 6 Agustus 2014 itu sangat terbatas. Kendati wawancara yang saya lakukan terhadapnya eksklusif, alias hanya ada saya dan Chiellini serta perwakilan promotor dalam kamar hotel berbintang lima di Selatan Jakarta itu, tetap saya tidak bisa mengorek informasi mengenai batik dan orangutan Kalimantan yang kerap dikagumi Chiellini. Terlebih, saya harus kembali ke kantor sebelum deadline. Beberapa hari kemudian, komentar pemain berjulukan Gorilla itu mengenai batik saya ceritakan ke beberapa rekan. Mereka menyayangkan, kenapa saya tidak memberi batik yang saya pakai itu sebagai oleh-oleh untuk dibawa Chiellini ke Italia. Dipikir-pikir, perkataan rekan saya itu ada benarnya juga. Namun, selain saya tidak bawa pakaian ganti, saya juga merasa tidak enak memberi pemain bintang sekelas Chiellini pakaian bekas saya pakai. Di sisi lain, saya pun sepertinya tidak ingin melepas batik ini kepada siapa pun. Maklum, batik ini merupakan pemberian dari sosok spesial di hari yang istimewa, yaitu ketika saya genap seperempat abad. Sudah tentu, batik ini akan saya simpan untuk menemani saya hingga kelak tahu kapan dilepas. 

 BERBICARA mengenai tempat berburu batik, untuk Jakarta, saya biasa mencarinya di berbagai butik atau pusat perbelanjaan yang khas di kawasan Menteng yang sekaligus tempat saya mencari koleksi wayang. Sebagai alternatif, saya biasa mencarinya di Pasar Tanah Abang yang harganya murah meriah. Begitu juga ketika saya sedang bertugas di luar kota, biasanya sebelum pulang, saya menyempatkan diri untuk belanja. Baik untuk diri sendiri atau oleh-oleh. Seingat saya beberapa kota yang pernah saya singgahi untuk berburu batik seperti Pasar Sentono di Pekalongan, Kampung Batik Kauman (Solo), Krisna (Denpasar), Pusat Grosir Makassar (Makassar), dan sebagainya. Seringnya saya memakai batik juga yang membuat saya kadang dapat pertanyaan dari beberapa teman. Maklum, saya memakai batik tidak mengenal hari, alias kapan saja tergantung keinginan. Alasan saya jelas, karena kalau bukan kita yang melestarikan batik dengan memakainya, siapa lagi? Jangan sampai, ketika kita tidak peduli, hingga warisan nenek moyang kita diakui negara lain, baru kita berkoar-koar dengan menggelorakan #savebatik yang sayangnya saat itu mungkin sudah terlambat. 

Cikini, 2 Oktober 2015

Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/roelly87/hari-batik-nasional-mari-biasakan-memakai-batik_560d5fba127f614e181f43ed

Saturday 13 February 2016

Trik Bedakan Batik Asli dan Palsu

BATIK kian diminati oleh masyarakat Indonesia. Namun, masih banyak orang yang tidak bisa membedakan antara batik asli dan palsu.
Lantas, bagaimana cara membedakan batik asli dan palsu? Berikut penjelasan dari desainer Taruna K Kusmayadi.
“Batik tulis itu ada yang satu sisi dan dua sisi. Kalau yang satu sisi itu gambar bagian depannya detail dan belakangnya tidak detail. Tapi batik dua sisi bagian depan dan belakang sama batiknya tapi bukan tembus,” jelasnya.
Sedangkan untuk membedakan batik print cukup mudah, karena terletak pada motif dan hasil cetakannya.
“Batik print di bagian atas ada motifnya, dan bawah tidak memiliki motif. Selain itu bagian belakang batik itu berwarna putih ” tandasnya.
(fik)
sumber : http://lifestyle.okezone.com/read/2015/10/02/194/1225318/trik-bedakan-batik-asli-dan-palsu

Friday 12 February 2016

Museum di Jerman Pamerkan Batik Indonesia

BATIK tidak hanya dikenal di Indonesia, tetapi juga Eropa. Buktinya, sebuah museum di Jerman memamerkan batik-batik Indonesia.
Salah satu batik yang dipamerkan di museum bernama Galerie Smend tersebut adalah Batik Kudus.
Hal ini seperti diceritakan Miranti Serad Ginanjar selaku penulis buku 'Batik Kudus The Heritage' yang sempat bertemu dengan sang pemilik Galerie Smend, Rudolf Smend.
"Museum Batik di Koln, Jerman, itu ada Batik Kudus. Pemilk musuem, Rudolf Smend mengatakan Batik Kudus dari tahun 1910 dan 1930 sudah terkenal detail," ujarnya pada acara Bedah Buku Batik Kudus the Heritage di Galeri Indonesia Kaya, Grand Indonesia, Jakarta Pusat, Senin (26/10/2015).
Untul diketahui, Rudolf Smend merupakan salah seorang warga Jerman yang mencintai Batik. Bentuk kecintaannya diwujudkan dengan membangun museum batik bernama Galeri Smend di Koln yang telah dibuka sejak tahun 1973.
Karena itu, menurut Miranti Serad Ginanjar orang-orang Indonesia juga harus lebih mencintai batik. Salah satunya dengan melestarikan batik agar tidak punah.
"Sayang jika pengrajin kita tidak melestarikannya. Sehingga, tradisi membatik harus terus dilakukan melalui program-program pendidikan sekolah," tutupnya.
(jjs)
sumber : http://lifestyle.okezone.com/read/2015/10/26/406/1238475/museum-di-jerman-pamerkan-batik-indonesia

Thursday 11 February 2016

Batik, Kekuatan Baru Pariwisata Indonesia

HARI Batik Nasional diperingati setiap tanggal 2 Oktober. Tak heran, bila batik menjadi daya tarik budaya dan pariwisata Indonesia.
Batik dapat menjadi cinderamata serta barang yang bisa dibawa sebagai oleh-oleh. Selain itu, batik merupakan kekuatan pariwisata Nasional yang membuat Indonesia terkenal akan budaya yang kaya.
“Batik daya tariknya kuat dan jadi produk budaya Tanah Air yang menjadi pilihan wisatawan. Jadi batik salah satu kekuatan pariwisata kita,” jelas Asisten Deputi (Asdep) Pengembangan Pasar Bisnis dan Pemerintah Kementerian Pariwisata, Tazbir kepadaOkezone, Jumat (2/10/2015).

Batik sudah menjadi warisan budaya dunia dan banyak dikenakan wisatawan mancanegara. Bahkan, tokoh dunia seperti Nelson Mandela kerap mengenakan batik Indonesia semasa hidupnya.
“Batik sendiri sudah dikenal di Eropa atau Afrika. Nelson Mandela sering memakai batik, jelas terkenal Batik Mandela,” ujarnya.
Namun kata Tazbir, yang harus dimengerti oleh masyarakat adalah batik yang dimaksud sebagai warisan dunia adalah batik yang proses pembuatannya menggunakan tangan, bukan mesin.
“Kita bicara batik sekarang budaya seni dengan buatan tangan, bukan yang printing. Batik printing tidak bisa disebut batik karena tidak memberi dampak bagi pengrajin,” tutupnya.
(jjs)
sumber : http://lifestyle.okezone.com/read/2015/10/01/406/1224556/batik-kekuatan-baru-pariwisata-indonesia