Friday 29 January 2016

Sejarah dan Pengertian Batik

Kata “batik” berasal dari gabungan dua kata bahasa Jawa: “amba”, yang bermakna “menulis” dan “titik” yang bermakna “titik”. Sejak 2 Oktober 2009, Batik sebagai keseluruhan, baik itu dari teknik, teknologi serta pengembangan motif dan budaya yang terkait, telah ditetapkan oleh UNESCO sebagai Warisan Kemanusiaan untuk Budaya Lisan dan Nonbendawi (Masterpieces of the Oral and Intangible Heritage of Humanity).
Batik adalah sebuah kerajinan tangan yang mempunyai nilai seni yang sangat tinggi dan merupakan sebuah bagian dari budaya Indonesia sejak dahulu kala. Wanita-wanita Jawa pada jaman dahulu kala menjadikan keterampilan membuat batik sebagai pekerjaan utama untuk menghidupi keluarga, jadi pada jaman dahulu kala membatik adalah pekerjaan yang sangat istimewa bagi para wanita hingga sampai dengan ditemukannya “Batik Cap” yang memberi kesempatan kepada para pria mencoba bidang batik ini.
Tradisi membuat batik pada awalnya merupakan tradisi dari nenek moyang yang kemudian dilanjutkan secara turun temurun, corak dari batik tersebut dapat dikenali berasal dari keluarga tertentu. Beberapa corak batik dapat mewakili kasta seseorang. Bahkan hingga sekarang, beberapa motif batik tadisional hanya boleh dipakai oleh keluarga kerajaan keraton Yogyakarta dan Surakarta.
Seni pewarnaan batik dengan menggunakan malam (lilin khusus untuk membuat batik) adalah salah satu bentuk seni kuno. Penemuan di Mesir menunjukkan bahwa teknik ini telah dikenal semenjak abad ke-4 SM, dengan ditemukannya kain pembungkus mumi yang juga dilapisi malam untuk membentuk pola. Di Asia, teknik serupa batik juga diterapkan di Tiongkok serta di India dan Jepang. Di Afrika, teknik seperti batik dikenal di Nigeria dan di Senegal. Di Indonesia, batik dipercaya sudah ada semenjak zaman Majapahit.
Walaupun kata “batik” berasal dari bahasa Jawa, kehadiran batik di Jawa sendiri tidaklah tercatat. G.P. Rouffaer berpendapat bahwa tehnik batik ini kemungkinan diperkenalkan dari India atau Srilangka pada abad ke-6 atau ke-7. Di sisi lain, J.L.A. Brandes (arkeolog Belanda) dan F.A. Sutjipto (sejarawan Indonesia) percaya bahwa tradisi batik adalah asli dari daerah seperti Toraja, Flores, Halmahera, dan Papua. Perlu dicatat bahwa wilayah tersebut bukanlah area yang dipengaruhi oleh Hinduisme tetapi diketahui memiliki tradisi dari nenek moyang dalam membuat batik.
Menurut G.P. Rouffaer, pola gringsing sudah dikenal sejak abad ke-12 di Kediri, Jawa Timur. Corak batik tulis tersebut hanya bisa dibentuk dengan menggunakan alat khusus yang disebut canting, sehingga kemungkinan bahwa canting ditemukan di daerah Jawa. Detil ukiran kain batik tulis yang menampilkan pola yang rumit hanya dapat dibuat dengan canting yang telah dikenal di Jawa sejak abad ke-13 atau bahkan lebih awal.

sumber : https://www.facebook.com/batiktulis.net/?fref=ts

No comments:

Post a Comment